Cara Kerja Mesin Turbo di Mobil Modern dan Manfaat Besarnya
Pada awalnya mesin turbo bukan untuk mobil. Kala itu,
terdapat sebuah usaha memecahkan masalah kehilangan tenaga. Atau familiar
dengan istilah stall pada mesin pesawat konvensional. Dan penerapan itu
terbukti mampu menjalankan misinya pada awal era 1900-an. Keberhasilan
perangkat pendorong udara ini membuat pabrikan aviasi melengkapi pesawat tempur
Perang Dunia II dengan turbocharger. Terbang lebih cepat juga efisien. Lantas
turbo juga diaplikasikan di industri mesin kapal laut serta kereta api pada
1920-an.
Teknologi ini banyak diakui mampu memadatkan performa mesin
tanpa mengorbankan konsumsi bensin dan emisi gas buang. Secara teknis, tenaga
engine dapat meningkat jika kapasitas ruang bakar ditambah namun masih
menanggung risiko kenaikan asupan bahan bakar. Berkat aplikasi teknologi forced
induction pada turbo, bahkan dengan kapasitas kecil. Ia diklaim sanggup
menghasilkan kinerja setara mesin normally aspirated (NA) dengan kubikasi lebih
besar. Konstanta sekitar 1,5 kali.
Pada awal penemuannya, turbo masih berukuran
jumbo dan dipasang di mesin-mesin besar seperti pesawat terbang. Ketika itu
dimensi turbo dinilai tidak praktis untuk dimanfaatkan jantung pacu mobil. Namun,
seiring perkembangan teknologi. Bentuk perangkat akhirnya berevolusi menjadi
kian ringkas. Alhasil dapat di pasang di mesin mobil, bahkan menjadi salah satu
idola untuk meningkatkan performa secara instan dan drastis.
Cara Kerja Turbo di Mobil
Prinsip kerja turbocharger yakni dengan memanfaatkan aliran
udara panas dari gas buang mesin. Tujuannya agar menambah tekanan serta
kepadatan udara di ruang bakar. Cara kerjanya, gas buang dari enjin tidak
langsung diarahkan ke knalpot. Melainkan ke perangkat turbo terlebih dahulu. Di
dalamnya terdapat sebuah turbin yang memutar poros pada turbo.
Selanjutnya, kompresor dalam satu poros dengan turbin. Dapat
memanfaatkan energi mekanis yang dihasilkan untuk mengisap maupun memampatkan
lebih banyak udara dari luar, ke dalam ruang bakar mesin. Sebagai gambaran,
pemacu daya normal tanpa turbo hanya mengandalkan kevakuman di dalam ruang
mesin untuk menarik udara masuk ke dalam. Jadi tidak sepadat udara didorong
oleh turbo.
Lantas putaran yang dihasilkan di dalam turbo bisa mencapai
150 ribu rpm. Angkanya lebih cepat sampai 30 kali lipat daripada putaran mesin
mobil biasa. Tapi biasanya turbocharger baru mulai bekerja saat enjin berputar
pada rpm tertentu. Sebab turbin baru berputar ketika gas buang mempunyai
tekanan cukup. Semakin cepat putaran rpm, tambah kuat pula dorongan gas buang
ke turbin. Semakin kuat gerakan turbin juga memaksa putaran kompresor ikut
meningkat. Pada kondisi ini, udara masuk ke dalam ruang bakar kian padat, kaya
oksigen dan bertekanan tinggi.
Dengan begitu, campuran bahan bakar dan udara di
dalam ruang bakar dapat memiliki daya ledak tinggi. Yakni ketika busi memantik
api untuk membakar campuran keduanya. Alhasil, tenaga serta torsi yang
disalurkan dalam satu siklus mesin pembakaran dalam sontak meningkat
signifikan. Karena daya dorong piston membesar akibat kuatnya ledakkan di dalam
ruang bakar. Lantas apa manfaatnya ketika diterapkan di mobil modern?
Benefit Mesin Turbo
Jadi, semakin besar dapur pacu maka semakin tinggi pula
kebutuhan bahan bakar. Struktur mesin gede juga menambah area ruang mesin dan
bobot kendaraan. Hal ini membuat desain mobil sulit dibuat lebih kompak juga
aerodinamis. Khususnya untuk urban car yang butuh fungsionalitas tinggi.
Komponen mesin terlibat juga semakin banyak. Sehingga membuang tenaga lebih,
hanya untuk menggerakkannya. Penggunaan turbo meminimalisasi kendala di atas.
Jantung mekanis bervolume kecil yang dibekali peranti turbocharge dapat
menyemburkan tenaga kian besar. Ini dalam konteks jika dibandingkan pemacu non-turbo
meskipun kapasitas mesinnya sama, bahkan lebih besar.
Ambil contoh, mekanikal pacu milik Toyota Raize 1.000 cc
tiga silinder. Berkat induksi turbo, ia mampu menghasilkan tenaga hingga 98 PS
pada 6.000 rpm. Kemudian torsi puncak 140 Nm pada rentang 2.400 rpm - 4.000
rpm. Umumnya, tanpa bantuan turbo, mesin dengan kapasitas 1 liter (Toyota Agya)
hanya sanggup menghasilkan tenaga sekitar 65 PS di 6.000 rpm dan torsi 88 Nm
sejak 3.600 rpm. Buncahan daya maupun momen puntir pamcu turbo unggul hingga 50
persen dari naturally aspirated. Bahkan, menurut pabrikan, torsi dapat
diperoleh sejak putaran mesin lebih rendah dan konstan hingga putaran tinggi.
Maka tak heran banyak mobil SUV kompak menyematkan teknologi pendorong udara
ini.
Nah, berkat dorongan turbo, mesin ini bahkan tetap lebih
unggul dibandingkan enjin 1.200 cc milik Toyota Calya. Lihat saja, tenaga
terbuncah hanya 88 PS dan torsi 107 Nm. Fakta menarik lain, ternyata torsi 140
Nm miliki Raize setara dengan momen puntir dari mesin berkapasitas 1.500 cc
naturally aspirated (NA). Jelas keunggulan komparatif sangat menggoda bagi
sebuah mobil modern.
Imbuhan turbo turut disebut mengurangi kebisingan mesin.
Saat melaju di jalan, suara kendaraan bermesin turbo terdengar lebih halus dan
senyap. Lantaran peranti ini bertindak pula sebagai peredam tambahan. Gas buang
justru dialihkan ke turbo dan tidak langsung diarahkan ke knalpot. Jadilah
mampu menurunkan kebisingan suara di balik kap. Justru yang sekarang terdengar
adalah desingan turbo ketika berputar di rpm tinggi. Sebagian bilang,
memberikan efek racing.
Lantas kalau bicara performa dan kebutuhan bensin. Mesin
kompak 1.500 cc merupakan pilihan paling tepat untuk lalu lintas perkotaan dan
sesekali rekreasi pada akhir pekan. Tidak heran jika Toyota mengandalkan mesin
tipe ini dalam berbagai model mobil di Indonesia. Ambil contoh Yaris, Sienta,
Vios, Rush dan Avanza-Veloz 1.5. Dengan adanya teknologi turbo, pabrikan dapat
menawarkan produk dengan kapasitas mesin lebih kecil seperti 1.000 cc. Tapi
kemampuan setara dengan mesin 1.500 cc. Serta memberikan nilai tambah berupa
konsumsi bahan bakar irit.
Guna mengetahui lebih dalam menyoal turbocharger. Ia
sejatinya terdiri dari dua bagian utama. Yakni turbin dan kompresor ringan.
Tidak memakan banyak tempat di ruang mesin. Akibatnya, ukuran total enjin bisa
dibuat lebih kompak, ringkas dan enteng. Kondisi ini memberikan keuntungan bagi
desainer dalam upaya membuat kendaraan kompak nan stylish. Cocok dipakai di
area perkotaan tanpa mengorbankan kinerja mesin, di samping tentunya bobot
mesin tak berat.
Rendah emisi tercipta berkat imbuhan turbo,
selain menciptakan efisiensi penggunaan bahan bakar. ia memberikan efek positif
mengurangi sisa gas buang dengan proses pembakaran di ruang bakar sempurna. Tak
heran, trend mobil dengan mesin turbo kian meningkat dari waktu ke waktu.
Kemudian aplikasi turbo di mesin Toyota. Salah satu produk bermesin turbo di
Indonesia adalah Fortuner diesel, sejak generasi pertama 2007.
Turbo Diesel
Fortuner menggunakan jantung diesel 2KD-FTV 2.500 cc D4-D
bertenaga 102 PS dan torsi 265 Nm. Ia mendapatkan respons positif karena
kinerja mesin yang mengagumkan, bahkan mengungguli penjualan Fortuner bensin
sebagai pilihan utama konsumen hingga sekarang. Teknologi pun berlanjut hingga
sekarang memakai VNTurbo (Variable Nozzle Turbocharge). Mobil memberi tenaga 145
PS di 3.400 rpmm dan torsi 344 Nm sejak 1.600 rpm sampai 2.400 rpm pada 2012.
VNTurbo merupakan julukan bagi teknologi turbo variabel yang
diciptakan oleh Toyota. Ia semakin pintar, dapat berputar mengikuti situasi,
kondisi dan kebutuhan mesin. Sehingga meminimalkan potensi turbo lag. Yaitu
kondisi saat putaran turbo belum cukup kuat untuk memampatkan udara ke dalam
ruang bakar. Jadi tenaga dan torsi mesin belum melonjak drastis. Ini yang
membuat mesin turbo tradisional terasa kurang bersemangat di putaran bawah.
Teknologi VNTurbo mengurangi risiko ini dan memperbesar
tingkat kepadatan udara yang dikompresi ke dalam silinder mesin. Berbeda dengan
turbo biasa, rumah turbin dilengkapi bilah yang bisa diatur sudut bukaannya.
Bergantung pada beban maupun putaran mesin. Pada rpm rendah, tekanan gas buang
masih lemah dan belum efektif memutar turbin. Bilah ditutup sehingga gas buang
mengalir di area sempit. Secara otomatis meningkatkan tekanan, hingga seketika
memutar turbin tanpa perlu menunggu putaran mesin naik dulu.
Hasilnya, keterlambatan daya turbo pada putaran rendah
(turbo lag) mampu dikurangi. Lantas mesin sanggup melontarkan torsi konstan
sejak putaran serendah idle. Perubahan sudut sirip turbin diatur oleh Engine
Control Unit (ECU). Itu semua berdasarkan kinerja plus kebutuhan mesin. Semakin
tinggi putaran mesin, sudut bukaan juga tambah besar untuk menghindari tekanan
berlebihan. Sebab bisa merusak perangkat turbo dan menjaga usia pakai atau
durabilitas.
Oleh karenanya, new engine berkode 2GD-FTV 2.400
cc 4-silinder dengan teknologi turbo variabel VNTurbo Intercooler menghasilkan
tenaga 149 PS di 3.400 rpm. Lalu torsi 408 Nm di 1.600–2.000 rpm dipakai oleh
Fortuner generasi ke-2 yang mulai mengaspal pada 2019. Nah, penyempurnaan lagi
terjadi pada 2020. Penenggak solar ini memperoleh sentuhan berupa penggunaan
sistem pendingin air di rumah kompresor turbo. fungsinya untuk menurunkan suhu
udara yang akan ditekan ke dalam ruang bakar. Sehingga tekanan udara meningkat.
Itulah kilas balik mengenai hitori turbo dan ragam manfaat di mobil sekarang.
09
AUG